Implikasinya dalam kehidupan social serta keagamaan oleh nurcholis madjid (hal. 523).
Suatu kenyataan sejarah yang amat menarik tentang Nabi Muhammad saw ialah bahwa sejak beliau tampil sekitar lima belas abad yang lalu sampai sekarang tidak pernah muncul tantangan yang cukup berarti atas klaim bahwa beliau adalah penutup segala Nabi dan Rasul. Di mata beberapa orang sarjana Islam terkemuka, seperti Fazlur Rahman, kenyataan itu merupakan bukti dan dukungan bagi pandangan Islam bahwa Nabi Muhammad saw adalah benar-benar yang terakhir dalam deretan mata rantai para Nabi dan Utusan Allah sepanjang sejarah ummat manusia. Konsep bahwa Nabi Muhammad saw adalah penutup para Nabi dan Rasul adalah cukup sentral dalam sistem kepercayaan Islam. Dan implikasi konsep itu cukup luas dan penting. Hal itu terbukti antara lain dari adanya beberapa kontroversi yang memakan korban akhir-akhir ini di kalangan ummat Islam, seperti pengkafiran kaum Ahmadiyah oleh Rabithat al-Alam al-Islami dengan dampak pengucilannya di Pakistan. Juga, yang lebih dramatis, sikap permusuhan yang sengit pemerintah Republik Islam Iran terhadap kaum Baha'i (jika memang kaum Baha'i masih dapat dipandang sebagai bagian dari Islam; jika tidak, maka penyebutannya disini menjadi tidak relevan). Namun agak mengherankan bahwa meskipun doktrin tentang Nabi Muhammad saw itu begitu penting dan sentral dengan implikasi yang luas dan asasi, sedikit sekali para ahli tafsir al-Qur'an yang memberi perhatian dan ulasan kepada masalah pokok ini ketika menjabarkan makna firman Allah yang terkait. Bahkan Sayyid Qutb, seorang ahli tafsir al-Qur'an zaman modern dengan karyanya yang berjilid-jilid, Fi Dhilal al-Qur'an, ternyata membahas masalah ini hanya secara sepintas lalu saja. [1] Tidak bedanya dengan Sayyid Muhammad dengan al-Thaba' Thaba'i, penulis kitab tafsir al-Mizan fi Tafsir al-Qur'an yang juga berjilid-jilid, juga menyinggung masalah ini secara sekedarnya saja.
Para penafsir al-Qur'an dari zaman modern ini dan yang berlatar belakang pengalaman dalam budaya modern justru lebih menyadari implikasi penting pandangan bahwa Nabi Muhammad saw adalah penutup para Nabi dan Rasul. Dengan referensi silang dalam kitab tafsirnya, Muhammad Asad, misalnya, menunjukkan makna yang lebih luas dan fundamental dari pandangan itu, dengan implikasi yang juga luas dan fundamental. Makalah ini banyak menggunakan pendekatan Muhammad Asad dalam pengembangan argumennya, disamping sumber-sumber lain yang relevan. Karena pokok pembahasan disini dalam beberapa segi menyangkut masalah 'aqidah (simpul keimanan) maka tentu tidak dapat diremehkan signifikansinya. Karena itu pengembangan lebih lanjut argumen disini oleh mereka yang berwenang secara ilmiah akan sangat disambut gembira.
0 komentar:
Posting Komentar