Breaking News
Loading...
Jumat, 18 Februari 2011

Konsep Muhammad SAW sebagai Penutup Para Nabi Oleh Nurcholis Madjid

Jumat, Februari 18, 2011

            Implikasinya dalam kehidupan social serta keagamaan oleh nurcholis madjid (hal. 523).
Suatu kenyataan  sejarah  yang  amat  menarik  tentang  Nabi Muhammad  saw  ialah  bahwa sejak beliau tampil sekitar lima belas abad yang lalu sampai  sekarang  tidak pernah  muncul tantangan  yang cukup berarti atas klaim bahwa beliau adalah penutup segala  Nabi  dan  Rasul.  Di  mata  beberapa  orang sarjana  Islam  terkemuka,  seperti Fazlur Rahman, kenyataan itu merupakan bukti dan dukungan bagi pandangan Islam  bahwa Nabi  Muhammad  saw  adalah  benar-benar yang terakhir dalam deretan mata rantai para Nabi  dan  Utusan  Allah  sepanjang sejarah ummat manusia. Konsep  bahwa Nabi Muhammad saw adalah penutup para Nabi dan Rasul adalah cukup sentral dalam sistem  kepercayaan  Islam. Dan  implikasi  konsep  itu  cukup luas dan penting. Hal itu terbukti antara lain dari adanya beberapa  kontroversi  yang memakan  korban  akhir-akhir  ini  di  kalangan ummat Islam, seperti pengkafiran kaum  Ahmadiyah  oleh  Rabithat  al-Alam al-Islami  dengan  dampak  pengucilannya  di Pakistan. Juga, yang lebih dramatis, sikap permusuhan yang sengit pemerintah Republik  Islam  Iran terhadap kaum Baha'i (jika memang kaum Baha'i masih dapat dipandang sebagai bagian dari Islam; jika tidak, maka penyebutannya disini menjadi tidak relevan). Namun  agak mengherankan bahwa meskipun doktrin tentang Nabi Muhammad saw itu begitu penting dan sentral dengan implikasi yang  luas  dan  asasi,  sedikit  sekali  para  ahli  tafsir al-Qur'an yang memberi perhatian dan ulasan  kepada  masalah pokok   ini  ketika  menjabarkan  makna  firman  Allah  yang terkait. Bahkan Sayyid Qutb, seorang ahli  tafsir  al-Qur'an zaman  modern dengan karyanya yang berjilid-jilid, Fi Dhilal al-Qur'an,  ternyata  membahas  masalah  ini  hanya   secara sepintas lalu saja. [1] Tidak bedanya dengan Sayyid Muhammad dengan al-Thaba' Thaba'i, penulis kitab tafsir  al-Mizan  fi Tafsir  al-Qur'an yang juga berjilid-jilid, juga menyinggung masalah ini secara sekedarnya saja.
Para penafsir al-Qur'an  dari  zaman  modern  ini  dan  yang berlatar  belakang  pengalaman  dalam  budaya  modern justru lebih  menyadari  implikasi  penting  pandangan  bahwa  Nabi Muhammad  saw  adalah  penutup  para  Nabi dan Rasul. Dengan referensi  silang  dalam  kitab  tafsirnya,  Muhammad  Asad, misalnya,  menunjukkan makna yang lebih luas dan fundamental dari pandangan itu, dengan  implikasi  yang  juga  luas  dan fundamental.   Makalah  ini  banyak  menggunakan  pendekatan Muhammad  Asad  dalam  pengembangan  argumennya,   disamping sumber-sumber lain yang relevan. Karena   pokok   pembahasan   disini   dalam  beberapa  segi menyangkut masalah  'aqidah  (simpul  keimanan)  maka  tentu tidak   dapat   diremehkan   signifikansinya.   Karena   itu pengembangan lebih lanjut argumen disini  oleh  mereka yang berwenang secara ilmiah akan sangat disambut gembira.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Toggle Footer